Naudzubillah: Ja’far Umar Thalib dan Abdul Hakim Abdat Menjadi Bahan Tertawaan Murid-Muridnya

Assalamualikum,

Kasihan Ja’far Umar Thalib, ia adalah pembawa gerakan salafi ke Indonesia. Namun kini ia menjadi bulan-bulanan mantan murid-muridnya. demikian pula Abdul hakim Abdat disebut Ahli Haduits (Ahli hadas/najis) bukan Ahli Hadits, sebutan yang ia sandang selama ini.

Tidakkah ini menyadarkan para aktivis salafi bahwa ini adalah musibah yang sengaja ditunjukkan oleh Alloh di tengah-tengah mereka? Sadarlah wahai Saudaraku, para da’i, berdakwahlah dengan ahlaq Rosululloh SAW dan para sahabatnya, ingsyaAlloh kita akan diselamatkan oleh Alloh SWT. Musibah apa lagi yang lebih besar dari hal seperti ini?

Abu Izza Adduri

Dikutip tanpa edit dari:http://fakta.blogsome.com/2008/10/05/jut-jafar-umar-taubat-1/trackback/

http://fakta.blogsome.com/2008/10/05/jut-jafar-umar-taubat-1/

http://fakta.blogsome.com/2008/01/11/abdul-hakim-abdat-pakar-hadits-indonesia/

Kontroversi Rujuknya Dja’far Umar Thalib

Pengantar
Telah lama berhembus angin berita taubat dan ruju’nya beliau, kembali kepada dakwah Ahlussunnah wal jama’ah. Tiada kata yang layak terucap kecuali walhamdulillah dan semoga benar adanya. Beberapa situs hizbi tak lupa menyambut gembira dengan “MENGUATKAN KHABAR” tersebut dengan caranya masing-masing, merilis kisah seputar “bukti” ruju’nya dan tak lupa menampilkan beberapa potong kalimat-kalimat “penyesalannya”.

Bukan kita bermaksud untuk melawan arus atau malah membenci orang yang menyatakan ruju’, jika kita katakan bahwa betapa mudahnya sebagian kita mempercayai kalimat “ruju’” dan “taubat” yang keluar dari lisan seseorang? Kita hidup di atas aturan ilmiyah dan harus bertanggungjawab secara ilmiyah pula. Benar bahwa ruju’ dan taubat adalah hal yang patut untuk disyukuri tetapi di sana ada “masalah” yang tak kalah pentingnya. Apa bukti ruju’ dan taubatnya? Apakah “FAKTA” membenarkan ucapannya? Sungguh sangat aneh bahwa hal kedua ini justru menjadi faktor yang sering diabaikan dan dipandang sebelah mata.

Sekian contoh menjadi bukti, manakala seorang hizbi membuat kalimat ruju’ dan penyesalan secepat itu pula sekian banyak orang mengelu-elukan dan mempercayai ucapannya, sampai kemudian tersingkap rahasia bahwa orang semacam ini masih hidup dengan ‘dua muka’. Tetap bergaul mesra walau lewat internet saja dengan para hizbiyyun yang ternyata belum juga menjadi “mantan” temannya. Masya Allah, bahwa situs semacam itu ternyata menjadi anggota komunitas situs Salafy! Hendak dibawa kemana umat ini?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa para ulama telah menjelaskan cara-cara menyikapi hizbiyyun yang menyatakan ruju’ kepada Al Haq? Bukankah harus melalui waktu demi waktu yang pada akhirnya harus bisa disimpulkan dengan pasti bahwa orang-orang itu tidak lagi menyisakan fikrah dan menyebarkan pemikiran-pemikiran hizbiyyahnya? Manhaj siapa yang mereka tempuh dengan menjalankan manhaj “menelan mentah-mentah” dan bahkan mengelu-elukan orang yang secara lisan atau tulisan menyatakan ruju’ dan bertaubat tanpa menunggu pembuktian kebenaran apa yang ditulis atau diucapkannya? Maka, ketika suatu waktu terbongkar kepalsuan kata-kata ruju’ dan taubat orang yang dipercayainya tersebut, mereka tidak ada hal lain kecuali (karena sudah terlanjur mengelu-elukan dan mempercayainya benar-benar) membelanya sekuat tenaga si hizbi yang terbongkar kedoknya! Na’udzubillah.

Kami tuliskan kisah di bawah ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa ruju’ dan taubat bukan semata kata-kata yang mudah diucapkan tanpa konsekwensi, ada sisi-sisi kewaspadaan yang tetap tidak boleh ditinggalkan bagi yang mendengarkannya dan jangan mudah mempercayainya kecuali memang kabar yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiyahannya. Ruju’ dan taubat bukan pula kata yang pantas untuk dijadikan bahan dalam mempermainkan umat Islam. Meminta pertanggungjawaban “kabar burung” kepada burung yang membawa kabarpun, bukanlah sikap yang patut untuk diteladani.

Selengkapnya…
Eksekusi Kramat Raya 25 Berjalan Mulus… Demikian tulis situs Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyyah dalam rilisnya yang tertanggal 1 September 2008.[1] Inilah puncak kemenangan Al Irsyad yang legal yang dirilis di situsnya pada 2 Juli 2005[2] yang silam, sesuai keputusan Mahkamah Agung No. 1702 K/PDT/2004, namun diacuhkan oleh kubu Al Irsyad liar.

Sekedar mengingat, nama-nama kubu Al Irsyad liar, diantaranya Ir. Farouk Zein Badjabir, Yusuf Utsman Baisa, Lc, Farid Achmad Okbah, MA, Masdoen Pranoto, Abu Ahmad Chalid Aboud Bawazeer. Nah, ust. Abu Auf Abdurrahman bin Abdul Karim at Tamimi, Lc, yang mengundang ulama Urdun itu ke Ma’had Ali Al Irsyad as Salafi (sekarang Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib) adalah rekan akrab Chalid Bawazir, disamping Abdurrahman Thayib, Lc, Abu Zahroh Imam Wahyudi, Lc, Abu Abdillah Mubarak bin Mahfudh Ba’muallim, Lc, Abdurrahman Hadi, Lc, Salim Ghanim, Lc, Muhammad Sulhan Jauhari, Lc dan Yazid bin Abdul Qadir Jawwas tentunya.

Ruju’nya Ja’far dengan musuh besarnya (Yusuf Ba’isa)
Kembali pada kisah eksekusi itu, rupanya Yusuf Ba’isa yang amat berkepentingan untuk mempertahankan sekretariat kesayangannya, lantas tampillah Ja’far Umar Thalib membantunya. Ditulis oleh Al Irsyad dalam rilis resminya, “Pelaksanaan eksekusi sebelumnya sempat dihalangi oleh segerombolan orang yang dipimpin Ja’far Thalib dan pengacara Muadz Mashadi. Namun upaya melawan hukum itu akhirnya tak berarti apa-apa di hadapan tim eksekutor”.[3]

Kali ini aksi Ja’far Umar Thalib—yang mengatasnamakan dirinya Yayasan Dana Bantuan Al Irsyad—menceburkan diri dalam pertarungan khas hizbiyyah dan ashobiyyah sekaligus melawan keputusan pemerintah, dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kandas di jalan. Kendati kubu Al Irsyad liar Yusuf Utsman Ba’isa membekali dengan seorang pengacara dari Bali, Muadz Mashadi, SH.

Menurut sumber-sumber yang tak resmi dari kalangan jama’ah Al Irsyad legal bertaburan komentar-komentar kontro, ada yang sependek baris sms seperti : “Eksekusi hampir bentrok dgn anak buah Ja’far Thalib”, “Tegang. Ja’far ribut sama Lutfi dan Mansyur. Ja’far pukul Lutfi”. Komentar pedas keluar dari jama’ah dari bani Al Katiri, “Ja’far menunjukkan belangnya bahwa dia adalah seorang PREMAN bukan Ustadz.” Atau ungkapan pendek anti klimaks, “Pukul 13.50 WIB ketika Hisyam melaporkan eksekusi telah selesai,ALLAHU AKBAR 3X.” Mungkin bapak Hisyam Thalib, yang menggugat Ir. Farouk Zein Badjabir.

“Malam Sabtu, saya dapat kabar dari akhina Hamid Abud yang mengabarkan eksekusi telah berhasil dilaksanakan, namun pelaksanaannya ternyata berjalan dengan susah payah, alot, malahan hampir saja terjadi baku hantam (paling tidak Sdr. Lutfi Amir sempat didorong-dorong dengan cara kasar oleh para perusuh, malahan kabarnya kaca matanya sempat jatuh), ada juga perdebatan-perdebatan yang sangat panas dan cenderung kasar, dan ternyata manusia yang berusaha menghalangi eksekusi tersebut adalah JA’FAR THALIB n his gank.”

Malah ada yang menulis lebih detail. “Jam 10.30: Muncul Ja’far Thalib. Saat mau masuk melalui pintu yang dijaga oleh anak buahnya, ia dicegat oleh Sdr. Lutfi Attamimi, wakil ketua Majelis Hubungan Luar Negeri PP Al-Irsyad. Lutfi omong baik-baik agar Ja’far tidak ikut-ikut dalam masalah ini (sebab selama ini Ja’far meski pengikut salafi berseberangan dengan kelompok salafi lainnya yang sedang menguasai aset-aset Al-Irsyad secara tidak sah itu). Tapi, nasihat baik Lutfi disambut dengan kecongkakan luar biasa. Di depan banyak orang dia men-crowok muka Lutfi, dan membuang kacamata Lutfi ke tanah. Tindakan angkuh dan kriminal itu tentu saja membuat marah anak-anak muda Al-Irsyad yang menyaksikan proses jalannya eksekusi. Hampir saja terjadi baku hantam dengan Ja’far dan anak buahnya. Untung polisi melerai.” Kronologis kisah menegangkan ini juga didokumentasikan oleh user alirsyad di scribd dan diakhiri link videonya.[4]

Gambar 1. Ja’far Umar Thalib yang mengaku dari yayasan Dana Bantuan Al Irsyad, didampingi pengacaranya Muadz Mashadi, SH, menghalangi prosesi eksekusi gedung kantor Al Irsyad liar di jalan Kramat Raya Jakarta, hari Jumat siang, tanggal 29 Agustus 2008

Inikah faidah besar engkau pertontonkan kepada kami, Salafiyyin, hasil berkeliling di bulan Mei 2008 bertemu para ulama di Saudi Arabia bertemu Asy Syaikh Rabi’ ibn Hadi al Madkhali, asy Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab al Aqil hafidhahumullah? Dikabarkan Ja’far Umar Thalib juga mampir ke Madinah bertemu belasan mahasiswa program S2, S3, dijamu oleh Abdullah bin Taslim, Lc (yang gelagapan ketika ditanya tentang Yayasan hizbi Al Sofwa di situs Muslimorid, red) beberapa bulan yang lalu itu ?

Siapa yang engkau halangi waktu itu ? Pemerintah yang bertindak sebagai tim eksekutor dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dipimpin oleh Suharto, yang berjumlah empat orang, juga Jerry B. Rampen SH, perwakilan Mahkamah Agung, dibantu petugas dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, Kodim 0501 Jakarta Pusat, Pamong Praja Jakarta Pusat, dan Kogar DKI Jakarta.

Ditambah lagi, dua media massa mengungkap tragedi itu. Opini Indonesia menulis pada tanggal 29 Agustus 2008, menulis sbb : “Lahan dan bangunan 4 lantai tersebut sebelumnya terjadi sengketa antara Yayasan Bantuan Al-Irsyad Al-Islamiyyah, dengan Pimpinan Pusat AL Irsyad, pimpinanK.H Abdullah Djaidi. Namun saat akan dieksekusi sempat terjadi perlawanan dari pihak yayasan Bantuan Al-Isyad, terdiri beberapa orang laskar islam dibawah pimpinan Ustad Umar Thalib.

Meski sempat terjadi pembahasan yang cukup alot antara kedua belah pihak, para pendukung kedua kubu pun yang berada diluar gerbang sempat memanas dengan saling berteriak mengklaim kepemilikan tempat itu. Namun tim eksekusi tetap melaksanakan eksekusi berdasarkan putusan Mahkamah Agung nomor 1702/PDT/2004, memenangkan kubu PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Dengan kuasa hukumnya Malik Bawazir,SH.

Kehadiran tim eksekusi PN Selatan beserta, perwakilan MA, Jerry Rampen,SH, serta aparat dari kepolisian, Satpol PP dan Kodim, awalnya terlihat kesulitan untuk melakukan eksekusi sebab dihalangan oleh kuasa hukum YB Al-Irsyad, Mu’adz Masyadi, SH.

Namun saat usai sholat Jumat eksekusi baru dapat dilakukan, dipimpin langsung oleh Jerry Rampen, SH dengan mengganti kunci gembok gerbang dan ditutup dengan penggembokan secara simbolik lokasi tersebut, pada pukul 14.23 WIB.” Selesai kutipan.[1]

Sementara di situs Media Indonesia, pada 30 Agustus 2008 menyatakan : “PN Jakpus Sita Gedung di Jalan Kramat Raya. JURU sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) menyita sebuah gedung di Jl Kramat Raya No 25, Jakarta Pusat, kemarin. Kepemilikan gedung itu kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah. Proses penyitaan sempat tersendat karena pihak Yayasan Dana Bantuan Perhimpunan Al Irsyad Al Islamiyah selaku pemegang sertifikat bersitegang dengan pihak Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB, kesepakatan tercapai. Dalam berita acara yang dibacakan oleh juru sita PN Jakarta Pusat Suharto dinyatakan kepemilikan gedung diserahkan kepada Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah dan penyewa gedung, antara lain STMIK Nusa Mandiri. Penasihat hukum Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah Malik Bawazier mengatakan eksekusi berdasarkan putusan PK Mahkamah Agung No 254 PK/Pdt/2005 tertanggal 25 Mei 2006. “Putusan MA menyatakan Pimpinan Pusat Al Irsyad Al Islamiyah hasil muktamar Bandung adalah satu-satunya pimpinan yang sah,” jelasnya.(Dvd/J-2).” [2]

Duh, engkau menceburkan dalam berbagai arena yang membingungkan muslimin, Ahlusunnah Salafiyyin. Hari Jumat menjelang waktu ibadah Jumat siang itu, tanggal 29 Agustus 2008, lautan manusia menjadi saksi atas kekonyolan sikap engkau, padahal katanya engkau sudah …? Engkau makin tua nampak dalam video itu, engkau makin udzur. Kalaulah si rambut putih mulai bertabur, kulit mulai mengendur, gigi mulai gugur, mata mulai kabur, tanda apa wahai mantan guruku ? Tanda manusia hendak memasuki liang kubur.


Gambar 2. Nampak Abdul Kholiq, sang laskar Ja’far, berhadapan dengan Irsyadi dalam kasus menghalangi eksekusi gedung Al Irsyad tanggal 29 Agustus 2008 yang silam.[1]

Perasaaan menyesal juga terlontar, kenapa sang ‘komandan laskar Islam’ jauh terlibat dengan yayasan Dana Bantuan Al Irsyad, si mualaf dari Timtim itu Abdul Kholiq namanya. Engkaulah yang mengetahui seluk-beluk kehidupan Ja’far Umar Thalib, mengawal kemana Ja’far ajak engkau. Apakah demikian besar jasa keluarga Ja’far sehingga engkau terlibat jauh dengan Ja’far. Apakah karena beliau bertahun-tahun membantu engkau sejak awal tiba di Jogjakarta, menyelami Islam, mencukupi kebutuhan engkau selama di pondok Ihya’us Sunnah, Degolan, Umbul Martani, Ngemplak, Sleman itu ? Wajah engkau dapat dilihat siapapun yang mau menengok disini, wahai saudara Abdul Khaliq…[2]

Sadarlah wahai Akhi yang semoga hidayah Allah turun kepadamu, kepada siapa “tuan”mu sekarang meng”hamba”? “Majikannya” adalah musuh-musuh besar dakwah Ahlussunnah yang dia sendiri yang dulu membongkar kedok kejahatan mereka! Tak heran jika merekalah yang paling antusias menyambut gegap gempita klaim ruju’nya. Sebesar apapun jasanya kepadamu, bukanlah alasan yang diridhai oleh Allah bagimu untuk mengiringinya beraksi melawan pemerintah, mempertontonkan kepongahan ketika umur telah menjelang senja.

Inipun adalah sisi lain kelicikan “luar biasa” orang-orang Hizbi Irsyadi Turotsi itu! Biarlah mereka bermegah-megah di depan umat dengan atributnya sebagai pengundang para ulama dari Yordania dan Madinah tetapi kita cukuplah bersahaja dengan bukti kejahatan mereka dalam menentang pemerintah! Menjadikan Ja’far sebagai “bumper” dakwah hizbiyyahnya. Demikianlah cara mereka untuk tetap berupaya menjaga “kebersihan tangannya”(baca: dakwah hizbiyyahnya) dalam melawan pemerintah!!

Kenapa Ja’far Umar Thalib membela Al Irsyad liar yang diketuai Yusuf Utsman Ba’isa, Lc dan Sekjennya Amin Radjab? Kilas balik, tanggal 13 Juni 2008 sore, Yusuf yang mengaku ketua umum “Perhimpunan Al Irsyad” dan 16 orang lainnya dikabarkan situs Detik, bertandang ke istana, bertemu presiden SBY. Tentu saja munculnya Al Irsyad liar di permukaan ini amat disesalkan pihak Al Irsyad legal melalui Sekretaris Majelis Pemuda Al-Irsyad, Mansyur Alkatiri.[3] Kenapa, itu yang terus terlontar di pikiran, manakala belum ada kejelasan. Mudah-mudahan baris-baris berikut nantinya dapat memberikan tambahan wacana buat pembaca sekalian.

Ja’far Umar Thalib vs Yusuf Ba’isa
Dulu, kita mengenal ustadz Ja’far ketika manhajnya masih lurus, dulu dikenal antipati pada Yusuf Ba’isa. Apa gerangan sebabnya ? Nah, mungkin diantara pembaca sekalian belum mengetahui kisah di tahun 1416 H atau 1996 tersebut.

Ja’far Umar Thalib terlibat kisah mubahalah melawan da’i Ihya at-Turats, Syarif bin Muhammad Fuadz Hazza dari Mesir. Syarif adalah pengajar yang didatangkan Ponpes Al Irsyad Tengaran, pimpinan Yusuf Ba’isa. Syarif Hazza ini didukung penuh oleh Yusuf dengan menerjemahkan selebaran “Penjelasan dan Ajakan” itu, sewaktu Yusuf masih menjadi direktur Ma’had Ali Al Irsyad, Butuh, Tengaran, Boyolali.

Berikut kilas balik, inilah cuplikan sebagian pernyataan dari si Syarif Hazza: “Dan semenjak saya datang hingga saat ini saya selalu mendengar tentang saudara Ja’far Thalib dan gerakan dakwahnya, saya dengar dan diterjemahkan untuk saya apa yang disebarkan oleh majalah “Salafy”. Saya dapati bahwa orang ini bodoh tentang madzhab Salaf, bahkan juga dalam hal ajaran Islam secara umum, tidak heran karena hal ini telah dikhabarkan oleh Nabi Muhammad saw tentang akan munculnya para pemimpin yang bodoh. Saya pergi berziarah padanya di bulan Ramadhan 1416 H bersama 4 orang guru pesantren Al Irsyad, saya menasehati agar dia meninggalkan kebiasaannya dalam melecehkan orang, mencaci, mencerca, dan menggolongkan orang dalam golongan-golongan, saya jelaskan padanya tentang haramnya hal ini beserta dalilnya dari Al Qur’an dan As Sunnah, dan kami berpisah dalam keadaan berbaikan. Tadinya saya menyangka dia akan berhenti dan bertaubat, kemudian saya dapati pada edisi kedua majalah Salafy, beberapa perkara yang bertentangan dengan Manhaj As Salafus Shalih, penafsiran ayat bukan semestinya dan menisbatkan beberapa pemikirannya sebagai keyakinan As Salaf.” (Penjelasan dan Ajakan, hal.1, tertanggal 26 Mei 1996).

Selanjutnya Syarif Hazza menulis: “Kemudian orang dekatnya melecehkan saya dan menggolongkan saya seenak dustanya kepada orang-orang, maka saya hubungi dia dengan telepon umum namun tidak ada, kemudian saya hubungi orang dekatnya (Muhammad As Sewed), juga tidak ada, kemudian pada hari Ahad 8 Muharram 1417 H bertepatan dengan 26 Mei 1996, saya hubungi juga dengan telepon, namun dia mencaci dan memaki serta menuduh saya dengan tuduhan yang Allah Maha Tahu bahwa saya terlepas dari hal ini, maka saya balasi dengan apa yang dia berhak mendapatkannya.” (Penjelasan dan Ajakan, hal. 2, tertanggal 26 Mei 1996).

Inti dari selebaran itu ialah Syarif Hazza mengajak Ja’far Umar melakukan mubahalah (perang doa) agar Allah melaknati salah satu dari keduanya yang terbukti sebagai pendusta. Dan Yusuf Utsman Ba’isa-lah penerjemahnya dan Ja’far amat murka pada Yusuf karenanya. Syarif mengajak mubahalah dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 1996 di Pondok Yusuf Ba’isa. Surat ajakan terbuka ini juga diketahui oleh pihak hizbiyyun waktu itu, Ikhwani, Tablighi, Darul Islam, karena disebar luas khususnya di Yogyakarta.

Sedikit mengungkap kisah mubahalah itu. Akhirnya pada tanggal 14 Juni 1996, rombongan Ja’far Umar Thalib dan keluarganya, juga al Ustadz Muhammad Umar As Sewed tiba di Al Irsyad. Syarif meminta mubahalah dilakukan setelah sholat Ashar, Yusuf Ba’isa hadir beberapa saat setelah matahari terbenam dan berhadapan dengan Ja’far. Ja’far meminta Yusuf untuk ikut mengambil bagian dalam mubahalah tersebut, namun Yusuf bersikukuh menolaknya.

Maka sejak saat itulah, Salafiyyin berpisah dengan Turotsi dkk, berpisah dengan Syarif penghina Syaikh Al Albani rahimahullah, pembela Abdurrahman Abdul Khaliq, Salman Al ‘Audah, Safar Hawali, ‘Aidh Al Qarni, Muhammad Surur Nayif Zainal Abidin. Akhirnya, para penjejak hizbiyyah itu terpisah dari Salafiyyin untuk pertama kalinya. Dan nama mereka disebut Sururi, nisbah kepada penggagas awal manhaj Ikhwani gaya baru yang disebarkan Muhammad Surur. Dan Ja’far mengokohkan penamaan itu setelah Ja’far menerbitkan majalah Salafy dengan headline Fitnah Sururiyyah Memecah-Belah Ummat.

Sedikit menambahkan, generasi ‘cinta’ menantang mubahalah diteruskan Abu Auf Abdurahman bin Abdul Karim at Tamimi, Lc dengan menantang saudara Uuh dan rekannya .Tak ketinggalan juga murid Abu Auf, yakni Abu Salma Muhammad Rachdie Pratama, S.Si menantang mubahalah dengan ucapannya, “Dengan demikian, ana berani berdiskusi, atau bersumpah ataupun bahkan ber’mubahalah’ sekalian, apabila para penuduh itu merasa yakin bahwa tuduhannya benar… Jika tidak mau terima… kalo gitu tabayun dulu donk…Realita telah kami sampaikan, dan Alloh lah sebagai saksi…”.[4]

Jadi mulai sekarang pembaca yang budiman tahu, bahwa para tetanggalah, yang berpemahaman hizbi dkk, yang suka menantang mubahalah pada Ahlus Sunnah, mulai Syarif Hazza atas Ja’far Umar Thalib (1996), Abu Auf Abdurrahman at Tamimi atas Uuh Muhdy dan rekannya (2003)[5], murid Abu Auf Abu Salma Muhammad Rachdie Pratama (2006)[6], juga M. Fauzan al Anshori (MMI) atas Ustadz Luqman Ba’abduh, dll.

Demikianlah latar belakang Ja’far Umar Thalib dengan Yusuf Utsman Ba’isa, masa lalu yang menunjukkan hubungan buruk, amat bermusuhan, namun kenapa berbalik menjadi perkawanan ? Ada apakah gerangan, apa yang mendasari perubahan sikap Ja’far itu ? Ternyata pembaca belum mendapatkan jawaban disini, mohon pembaca bersabar terlebih dahulu.

Ruju’nya Ja’far, kemana ?
Bermula tersebar kabar ruju’nya Ja’far Umar Thalib ke khalayak lewat majalah Salafy edisi ke 6 tahun ke 5 itu. Majalah tersebut diketahui tersebar di Yogyakarta lewat toko Sarana Hidayah sejak hari Senin, tanggal 11 Agustus 2008. Disusul posting sang webmaster situs Al Ghuroba sendiri baru menayangkan hari Selasa, tanggal 19 Agustus 2008, komentar berdatangan, terakhir tertanggal 25 September 2008. [7]

Akhirnya ada sebagian pihak ‘tetangga’ yang yang bersorak-gembira, tersebarlah melalui media telpon, SMS, website, email, milis, blog, forum, ucapan, chatting, seakan berlomba menyampaikan kabar ini, menjadi “bapak Pos gratis”.

Apa dan siapakah ‘tetangga’ kita itu ? Yang jelas mereka yang berpaham Turotsi dkk, diantaranya si Aboe Zayd Amir el-Posowy (Bandung) [8] yang menulis selang dua hari rilis di Alghuroba, yakni tanggal 21 Agustus 2008, dengan 45 komentar yang tampil sampai hari ini 5 Oktober 2008, dikuatkan dengan menyebut nama Abdullah Taslim, Lc. Amir yang tinggal Jawa Barat sana menyatakan : “Alhamdulillah, segala puji hanyalah bagi Allah Rabbul Alamin. Akhirnya, keluar juga pernyataan resmi dari Al-Ustadz Ja’far Umar Thalib tentang ruju’nya beliau dari beberapa kesalahan yang telah beliau lalukan dahulu. Dan apa yang beliau sampaikan dalam pernyataan ini, alhamdulillah SAMA dengan apa yang diberitakan oleh Al-Ustadz Abdullah bin Taslim, Lc. kepada ana, ketika Ustadz Taslim ziaroh ke Bandung akhir Juli 2008 lalu. bahkan ust. Taslim klo ga salah sempat menjamu/ mengundang ust. Ja’far dikediamannya di Madinah waktu itu.”

Amir tidak sendiri, teman semanhajnya dari Jawa Timur yakni Adi Abdullah (Sidoarjo). Adi dalam situsnya mengungkapkan dengan kata-katanya pada tanggal 20 Agustus 2008 : “Alhamdulillah…… setelah sekian lama perselisihan antara Al ustadz ja’far Umar Thalib dengan kalangan salafiyin, akhirnya beliau menyatakan ruju’ atas beberapa kesalahan beliau…” [9] Tulisan ini mendulang 19 komentar , terbaru tanggal 19 September 2008. Bahkan Adi menampilkan chatting dengan webmaster situs Ja’far Umar Thalib Alghuroba, tanggal 23 Agustus 2008, yang diposting tanggal 5 September 2008.[10]

Berikut kutipan hasil chatting adi abdullah dengan Fikri Abul Hasan :
“Fikri Abul Hasan : insya Allah sebagian asatidz dah ada yg siap akh
adi abdullah : oya…
adi abdullah : siapa saja akh yang kira kira mau hadir akh
Fikri Abul Hasan : ya yang mau ketemu dulu aja sebagai upaya ilmiah
Fikri Abul Hasan : asatidz yg mo didatangi itu banyak akh
adi abdullah : walhamdulillah…..
Fikri Abul Hasan : ya bisa juga pertemuan ust dengan asatidz asy syari’ah dulu
Fikri Abul Hasan :atau prtemuan ust dengan asatidz as sunnah
adi abdullah : oya ……
Fikri Abul Hasan : ust zainal abidin LC dan ust badrus salam insya Allah (asatidz as sunnah).”[11]

Dari sini, Ja’far Umar Thalib kata muridnya, berencana bertemu dengan kedua da’i resmi Al Sofwa, Zainal Abidin, Lc dan Badrus Salam, Lc.

Sementara itu, di forum yang sarat akan bahaya pemurtadan itu, myQuran, muncul thread berjudul “ustadz jafar umar thalib ruju’….???”, dibaca 517 kali, diposting oleh cahyadi pada 21 Agustus 2008. Abizecha (Magetan) juga merilis pernyataan Ja’far dalam situsnya pada hari yang sama tanggal 21 Agustus 2008. [12]

Doniex Abu Rasyid malah mengkopi utuh tulisan di situs Alghuroba pada tanggal 22 Agustus 2008 yang lalu. [13] Juga sempat diposting dalam komentar yang diloloskan oleh webmaster YPIA a.k.a LBIA atau Muslimorid, tertanggal 22 Agustus 2008.[14] Lantas pemilik situs rismaka menulis pada tanggal 25 Agustus 2008, “Alhamdulillah… Seneng banget rasanya membaca prnyataan tertulis al ustadz ja’far umar thalib ttg ruju’nya beliau dr kesalahan2nya. Smo … … 03:37 AM August 25, 2008 from mobile web.”[15]

Sedangkan “Den Buaguse” menulis dengan judul “Berita duka bagi Ahlul Bid’ah”, pada 7 September 2008 di milis yang diwarnai posting pendukung Ja’far Umar Thalib seperti Muhammad Zacky Fajar, yakni salafiyyin@yahoogroups.com[16].

Yah, waktu-waktu itu, antara Agustus – September , benar-benar ramai informasi dari Aceh sampai Papua, Jakarta, Makassar, dan beberapa tempat lainnya akan ruju’nya Ja’far. Bagi yang teliti, tentu saja tidak menelan mentah informasi yang menyesatkan itu, namun tidak sedikit yang percaya akibat ceroboh dalam memfilter ‘kabar burung’ itu.

Nah, kalau sudah demikian sudah jelas dan gamblang latar belakang Ja’far Umar Thalib berubah sikap atas Yusuf Utsman Ba’isa, Lc. Ternyata Ja’far sudah berteman dengan salah satu Turotsi yang ‘mantan muridnya’ santri Tadribud Du’ad PP Ihya-us Sunnah, Degolan, Abdullah Taslim, Lc. Abdullah Taslim asal Buton adalah teman sekaligus pengagum Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc, MA, kakak angkatannya.

Maka tentu saja berhubungan akrab dengan Turotsi lainnya, menjadi satu paket mengakrabi yayasan Al Sofwa, para da’inya seperti Zainal Abidin, Lc, Badrus Salam, Lc, sehingga berkenan ingin bertemu. Ditambah lagi, belasan mahasiswa S2 dan S3 otomatis menjadi kawan-kawannya, seperti yang disebut Ja’far di majalah Salafy. Serta terpenting menjadi rekan-rekan para pendakwah dari Al Irsyad, seperti dari Ma’had Ali Al Irsyad, Butuh, Tengaran, Boyolali, Ma’had Ali Al Irsyad as Salafi Surabaya, petinggi Perhimpunan Al Irsyad, dkk. Banyak sekali konsekwensi ‘ishlah’ paska sidang di Madinah itu, yakni merangkul pihak yang dahulu adalah lawannya.

Ketahuilah, petinggi di kalangan mereka tersebut nama Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Abdul Hakim bin Amir Abdat, plus Yusuf Utsman Ba’isa, Lc. Jasa Yusuf sebagai dai resmi Ihya’-ut Turats Kuwait ini, tidak bisa dipungkiri, dengan dibangunnya pondok-pondok jaringan mereka dengan dilengkapi masjid yang megah. Mengundang decak kagum bagi yang masih silau harta, inilah Ahlusunnah sejati, terkesan mewah, rapi, indah, walaupun Ihya’ut Turats menadah dana dari kaum Syi’ah, Ikhwani, dkk.

Jadi, inilah yang nampak bagi kita korelasi sebab Ja’far Umar Thalib mericuhi kancah konflik Al Irsyad yang berkepanjangan itu. Konflik yang terbentang antara tahun 2004 – 2008 ditutup dengan perilaku hebohnya, membanting kacamata dari Irsyadi legal. Ja’far beserta pengacaranya mengaku dari “Yayasan Dana Bantuan Al Irsyad”, Al Irsyad hitam alias liar.

Sungguh, benar-benar tidak pantas seorang Salafi yang berhati-hati dalam bertindak, apalagi da’i Salafi, apatah lagi sempat menjadi pembesar da’i Salafi, menceburkan dalam konflik hizbiyyah itu. Ustadz, eh, mantan ustadz, kemana ilmu engkau, apakah tertinggal di kitab-kitab dalam maktabah engkau ?

Kesimpulan
Kesimpulan sementara, Ja’far Umar Thalib memang mengaku ruju’ pada al haq, akan tetapi bergerombol dengan para Turotsi dari kalangan yayasan Al Sofwa, juga masih terlibat membela dalam pertikaian Al Irsyad legal dan liar. Ja’far pula yang dulu secara ilmiyah menjelaskan penyimpangan dan kesesatan dakwah As Surkati dengan Al Irsyad, organisasi bantuan dari uang lotre Belandanya dan sekarang Ja’far telah ruju’ dan membela Al Irsyad beserta segenap tokoh-tokoh hizbi tanah air, bergabung bersama mereka mempertontonkan aksi “simpatiknya” dalam melawan pemerintah.

Sebagian bukti dan link menunjukkan bahwa Ja’far bukanlah pendamai antara Al Irsyad legal dan liar, tapi justru mendukung mereka. Toh aparat kepolisian, Kodim, sudah bertugas baik, untuk apa memboyong “laskar” nekat dari Jogjakarta ??? Inilah tindakan berbau Khawarij, hizbiyyah, ashobiyyah yang amat sangat tidak pantas bagi beliau yang mendatangi ulama Ahlussunnah dan mengaku ruju’ disana maupun di majalah dan situsnya. Wallahul musta’an. (a/h)

(Bersambung, Kontroversial Bapak Dja’far Umar Thalib 2)


Footnote :

Comments

The URI to TrackBack this entry is: http://fakta.blogsome.com/2008/10/05/jut-jafar-umar-taubat-1/trackback/


Abdul hakim Abdat “Pakar Hadits” Indonesia

BANGSA INDONESIA MEMILIKI PAKAR HADUITS?
(Banggakah kita atau sebaliknya, prihatin?)

Inilah “Pakar Hadits” negara Indonesia Raya tercinta:
http://img505.imageshack.us/img505/5210/abdulhakimpakarhaditsinab9.jpg

“Hadirilah
Kajian Umum Bedah Buku
Tema : “Kalau Sekiranya Perbuatan itu Baik Tentulah Para Shahabat Telah Mendahului Kita Mengamalkannnya” (LAU KAANA KHAIRAN LASABAKUUNAA ILAIHI)
Bersama Pakar Hadist Indonesia, Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dari Jakarta”

Demikian kurang-lebihnya isi publikasi acara yang hendak diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 2007 pagi, dengan panitianya Yayasan Islam Al Albani, Matesih, Karanganyar, Surakarta. Acara ini didukung jaringan pendukungnya, yakni Ponpes Imam Bukhari Solo, Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo, Ponpes Ibnu Abbas Sragen, SD Islam Sains dan Teknologi Al Albani Matesih, Pustaka Ukhuwah, Majalah As Sunnah, dll. Bedah buku karyanya sendiri ini rencananya hendak dilangsungkan di Masjid Agung Karang Anyar, Solo.

Dari selebaran di bulan Juli tahun 2003, dalam acara Daurah Muslim Muslimah Dasar, gelar yang disematkan pada Abdul Hakim oleh ‘warga’ Jogjakarta masih agak malu-malu, Abdul Hakim bin Amir Abdat (Penelaah Hadits, Jakarta). Padahal dalam setiap kajian yang dibawakan As Sunnah, bisa dikatakan hadirin sedang menelaah hadits. Pengisi kajian juga jelas menelaah hadits sebelum membawakan dalam ta’limnya. Akan tetapi, apa maksud Penelaah Hadits ini ? Rupanya, di tahun 2007 makin jelas, yang dimaksud adalah orang yang menelaah hadits dan pakar dalam menelaah hadits, yakni si ulama Ahli Hadits yang belajar otodidak, Abdul Hakim bin Amir Abdat.

Dalam artikel “Sururiyyah Terus Melanda Muslimin Indonesia”, yang merupakan transkrip dari kajian Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed. Beliau bersaksi tentang keadaan Abdul Hakim Abdat sbb :
“Adapun Abdul Hakim Amir Abdat dari satu sisi lebih parah dari mereka, dan sisi lain sama saja. Bahwasannya dia ini, dari satu sisi lebih parah karena dia otodidak dan tidak jelas belajarnya, sehingga lebih parah karena banyak menjawab dengan pikirannya sendiri. Memang dengan hadits tetapi kemudian hadits diterangkan dengan pikirannya sendiri,…”
“…Ini kekurangan ajarannya Abdul Hakim ini disebabkan karena dia menafsirkan seenak sendiri dan memahami seenaknya sendiri. Tafsirnya dengan Qultu, saya katakan, saya berkata, begitu. Ya.., di dalam riwayat ini…ini… dan saya katakan, seakan-akan dia kedudukannya seperti para ulama, padahal dari mana dia belajarnya?”
“…Sampai disebutkan oleh Syaikh Yahya Al Hajuri di Yaman, ketika ditanyakan tentang Abdul Hakim , “Siapa?”, lalu diterangkan kemudian sampai pada pantalon (celana tipis yang biasa dipakai untuk acara resmi ala Barat, berpadu dengan jas dan dasinya, red), “Hah huwa Mubanthal (pemakai panthalon, celana panjang biasa yang memperlihatkan bentuk pantatnya dan kemaluannya itu)”, “Iya syaikh”, “Allah, yakfi, yakfi, yakfihi annahu mubantol”. “Cukup kamu katakan dengan dia memakai panthalon saja untuk dikatakan, “Jangan mengaji sama dia”, sudah cukup bagi saya, apalagi yang lebih dari itu.” [1] Lebih lengkapnya pembaca menyimak juga artikel berjudul Syaikh Yahya – Siapakah Abdul Hakim bin Amir Abdat [2], fatwa yang dibawakan Syaikh Yahya Al Hajuri Yaman dan diterjemahkan al Ustadz Qomar ZA, Lc. Juga kaset ustadz Abu Mas’ud saat membantah prinsip sesat Abdul Hakim, ada di Bab XIV Al Muntada Al Sofwa, Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya Turots dkk di Indonesia. [3]

Marilah kita lihat bagaimana Pakar Hadits Indonesia dalam aksinya menelaah hadits di sebuah majalah jaringannya, As Sunnah, Solo. ”Saya berkata: isnadnya Hasan”. Atau dalam sebuah buku berjudul “25 Masalah Penting Dalam Islam” karyanya yang diterbitkan Yayasan Al Anshor sbb : “Saya berkata, bahkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah itu dari jalan Ali bin Abi Thalib bukan hanya dho’if tapi hadits maudlu (palsu). Karena di sanadnya ada seorang bernama Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah. Dia ini seorang pemalsu hadits”(25 Masalah Penting Dalam Islam, Abdul Hakim Abdat, Al-Anshor, hal.186).”

Di tempat lain pada halaman 139 buku yang sama (25 Masalah Penting Dalam Islam), si Penelaah Hadits ini, setelah menyebutkan hadits tentang bacaan Mu’awwidzaat di belakang tiap-tiap shalat (wajib) yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Khuzaimah, semuanya dari jalan Al-Laits bin Sa’ad, dari Hunain bin Abi Hakim dari Ali bin Rabaah dari ‘Uqbah bin Amir; Imam Hakim mengatakan:”Shahih atas syarat Muslim”, dan Adz-Dzahabi menyetujuinya. “Saya (Abdul Hakim-peny) berkata: Hadits ini shahih sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Hakim dan Adz-Dzahabi. Tetapi mengatakan bahwa sanad hadits ini atas syarat Muslim, tidaklah benar! Karena, Hunain bin Abi Hakim tidak dipakai oleh Imam Muslim di kitab shahihnya. Ini satu kekeliruan dari Imam Hakim dan Imam Dzahabi (semoga Allah memberikan rahmat kepada kedua imam besar ini)”– selesai pernyataan Abdul Hakim.

Demikianlah aksinya yang cukup mengagumkan bagi pengikutnya, sehingga tak heran julukan Pakar Hadits honoris causa itu terbentang antara tahun 2003 – 2007. Abdul Hakim cukup meyakinkan perkataannya, hanya memakai rawi-rawi tsiqah saja, bahkan bisa mengkritik para Imam ahli hadits dengan dalil-dalilnya karena memakai rawi yang tidak tsiqah.

Akan tetapi, dalam buku yang sama di halaman 68 – 69 [4], pembaca mungkin akan tercengang. Betapa tidak, ternyata Al Ustadz Sayyid Quthub dan “mufassir” Al Quran dari Indonesia dengan judul “Al Azhar” yakni Hamka termasuk rawi tsiqah Abdul Hakim. Berikut kutipan dalam halaman 68 – 69 buku “25 Masalah Penting Dalam Islam” itu :
“Berkata Al-Ustadz Sayyid Quthub di kitab tafsirnya ‘Fi zhilalil Qur’an” (1/377) dalam menafsirkan ayat 19 surat Ali Imran:”Tidak ada satupun Agama yang diterima Allah kecuali Islam. Dan tidak ada Islam tanpa penyerahan diri kepada Allah dan ta’at kepada RasulNya (Muhammad ) serta mengikuti manhajnya dan bertahkim (berhukum) kepada kitab-Nya (Al-Qur’an) dalam segala urusan kehidupan.”
Dari keterangan-keterangan di atas dapatlah kita ketahui dengan jelas, bahwa kaum Yahudi, Nashara dan Shabi-in yang beriman kepada Allah…”
”Berkata Hamka dalam menafsirkan ayat ini (Al-Azhar 1/282): Maka orang yang mengaku beriman kepada Allah,….Keterangan-keterangan di bawah ini akan membuktikan kebenarannya:…”
[5] . http://img241.imageshack.us/img241/1360/abdulhakimabdatrujuksayly3.jpg Siapa lagi kalau bukan Sayyid Quthb yang ditahdzir para ulama karena membawa pikiran Quthbiyyah-Takfiriyah?[6] Dan Hamka, pembaca dapat mengetahui isi tafsirnya gado-gado, bahkan kisahnya saat di penjara pun masuk dalam kitab tafsir Al Azharnya. Adakah para ulama Ahlussunnah memakai kedua kitab tafsir tersebut? Inilah kenyataan tentang Abdul Hakim si pakar hadits otodidak itu dan rawi-rawi tsiqahnya.

Kalau disimak dari pergaulannya, Abdul Hakim Abdat cukup luas pergaulannya dengan berbagai kalangan. Disamping cukup erat dengan Yayasan dan da’i dari Al Sofwa, L-Data, Al Haramain, DDII, tentunya dengan rekannya yang berjubah Salafi dari kalangan Turotsi dkk. Rekan-rekan Abdul Hakim Abdat yang bermain cantik dengan jubah Salafinya, tidak asing lagi bagi pembaca sekalian. Diantaranya Yazid bin Abdul Qadir Jawwas (digelari Murid Ulama Besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Hafidzahullah Ta’ala), Abdur Rahman At-Tamimi (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Irsyad Surabaya) penyelenggara daurah Masyayikh Yordan yang ternyata juga mesra dengan jaringan teroris Khawarij di negeri ini paska terjadinya “Jiahat” Bom Bali 2002(http://img242.imageshack.us/img242/3249/khawarijalmukmindarusyact1.jpg )
, Mubarak Ba Muallim (Pengajar Pondok Pesantren Al-Irsyad Surabaya), Fariq Qasim Anuz (Pengajar di Islamic Centre Jeddah, Saudi Arabia), dll[7]. Mereka dipertemukan penuh keakraban juga dalam acara Daurah Islamiyah Mahasiswa dan Pelajar di tahun 2000, di kota Batu – Ciapus, Bogor. Inilah daftar lengkap komunitas mereka di tahun 2006 setelah pada tahun 2004 secara sukses dan meyakinkan terbukti berselingkuh dengan jaringan Teroris Khawarij di negeri ini, Al Mukmin Ngruki dan Darusy Syahadah Boyolali penghasil manusia-manusia pengebom bunuh diri: http://img297.imageshack.us/img297/126/pesertadaurahalirsyad06db1.jpg
http://img78.imageshack.us/img78/3552/pesertadaurahalirsyad06yb9.jpg
http://img241.imageshack.us/img241/4441/pesertadaurahalirsyad06ch8.jpg

Berikutnya kita simak rekan-rekan Abdul Hakim yang kurang bermain cantik, sehingga nampak kehizbiannya.

Dalam sebuah acara yang diadakan oleh Yayasan yang dikenal terdiri dari hizbiyyun, campur-baur, yakni Yayasan Al Sofwa Pendusta Al Hizbi (http://img241.imageshack.us/img241/5074/buktiyayasanalsofwaamarvc1.jpg) dan Al Haramain Foundation Maktab Indonesia, di bulan Syawal 1421 H, Abdul Hakim Abdat dipercaya sebagai imam dan khatib dilangsungkan di lapangan Remikon.[8]. Ternyata Abdul Hakim telah dilibatkan dalam acara Al Sofwa sejak tahun 1419 H atau tahun 1998, bersama dosen LIPIA yang menjadi petinggi PK Al Ikhwani, Dr. Mushlih Abdul Karim, ikhwani yang juga dosen LIPIA direktur L-Data Muhammad Yusuf Harun, MA. Bersama Abdul Hakim, ada Irsyadiyyun Aunur Rofiq Ghufron, PP Al Furqon, Gresik (http://img292.imageshack.us/img292/5027/aunurrofiqorangalirsyadus9.jpg ), rekan akrabnya Yazid Jawwas, Agus Hasan Bashari, dll.[9] Kita segarkan ingatan anda ketika Al Sofwa mengadakan acara di markas Ikhwanul Muslimin dengan mengundang para da’i kondang hizbinya (http://img237.imageshack.us/img237/8600/gembongikhwanimenjamusutk8.jpg ). Itulah sebagian rekan-rekan Abdul Hakim yang tanpa rasa sedih mempublikasikan kehizbiannya.

Yayasan Al Sofwa di tahun 2001 menggandeng Majelis Ta’lim Masjid Nurul Jamil, Dago, Bandung, pimpinan Syahroni, mengadakan acara Seminar Islam pada tanggal 26 Juni 2001M di Masjid Nurul Jamil, Dago, Bandung. Abdul Hakim kembali menjadi pilihan yayasan Al Sofwa, sebagai da’i yang tidak asing lagi bagi Al Sofwa. “Acara ini diisi oleh seorang Ustadz yang tidak asing lagi dari Jakarta, Ust. Abdul Hakim Abdat”. “Ust. Syahroni, pimpinan Majelis Ta’lim Nurul Jamil, yang juga alumni ponpes Ihya’us Sunnah, Sleman, Yogyakarta, untuk pertama kalinya mengadakan acara seminar di Bandung dengan mengundang pemateri dari luar kota.”[10] Kalimat yang penulis tebalkan sebenarnya kurang tepat, karena Syahroni dikeluarkan dari ponpes pimpinan Ja’far Umar Thalib tersebut, setelah terjadi kesalahan akhlaq berat yang tidak dapat ditolerir lagi. Inilah profil rekan Abdul Hakim yang kesekian kalinya.

Teman ‘gaul’ lain Abdul Hakim yang memberikan kepercayaan tinggi, yakni dari Lembaga Dakwah dan Taklim (L-Data) Jakarta, pimpinan Muhammad Yusuf Harun, MA. Sehingga tak heran kaset-kaset ceramahnya-pun dipromosikan. Divisi Rekaman L-Data memiliki sekian judul ceramah Abdul Hakim yang dipromosikan di situs versi lamanya www.aldakwah.org [11] diantaranya Aqidah Yang Haq dan Bathil, Arti Ibadah Dlm Islam, Kesempurnaan Islam, Kesempurnaan Islam & Bid’ah, Taklim Radio Dakta, Arti Ikhlas & Syirik, Ilmu Dalam Perspektif Islam dll. Bersama kasetnya, ada pula kaset Farid Ahmad Okbah (Al Irsyad), Zaenal Abidin (Al Sofwa), Ari Ginanjar Agustian ‘penemu ESQ’, Muhammad Yusuf Harun MA, Abu Bakar Basyir dll. http://img67.imageshack.us/img67/4050/ldatateroris1ei6.jpg , http://img217.imageshack.us/img217/5383/qkasetldata1akk1.jpg . Makin jelas siapakah Abdul Hakim dan rekan-rekannya yang berwarna-warni itu.

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang sempat mengundang Dr. Yusuf Qaradhawi di tahun 1988 markasnya, masjid Al Furqan, Kramat Raya Jakarta,[12] turut menjadikan Abdul Hakim Abdat sebagai teman akrabnya, dengan dinobatkan sebagai salah satu da’i yang meramaikan masjid tersebut. DDII dengan berbagai warnanya yang tertuang dalam dokumennya sendiri, 30 Tahun Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, karya Lukman Hakiem, Tansil Linrung, yang dapat disimak siapapun.

Tertera dalam buku “Menunaikan Panggilan Risalah, Dokumentasi Perjalanan 30 Tahun DDII“, kerjasama antara DDII dengan beberapa Jum’iyyah Hizbiyyah sebagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Turotsiyyin Indonesia lainnya. “Untuk memperlancar aktifitas Komite tetap, Dewan Dakwah menggalang kerjasama dengan bait Al-Zakat Kuwait, Hai-ah Ighatsah Jeddah, Hai-ah Khairiyah Islamiyah Kuwait, Lajnah Alam Islami, Lajnah Muslim Asia Kuwait dan Lajnah Khairiyah Musytarokah Ihya Turots Islami Kuwait (hal.38).

Sedikit mengulang tentang DDII, di situs lama Kompak-DDII Jawa Tengah http://img300.imageshack.us/img300/294/kompakddiibasyirniigk4.jpg http://img72.imageshack.us/img72/7679/2pentolniingrukibinaddiex9.jpg, nampak Kompak-DDII alias Laskar Mujahidin ini bermarkas di Gedung Islamic Centre, Jln. Pabelan Baru 77 Kartosuro, Sukoharjo. Pada halaman profilnya, tertera nama Abu Bakar Ba`asyir adalah penasihat Kompak DDII, bersama K.H. Naharussurur, K.H. Wahyudin (pimpinan pondok Al Mukmin, Ngruki), Dr. (HC).H. Suparno ZA, dr. H. Zainal Arifin Adnan. SpPD, H.M. Haryanto, H. Muhammad Djoko Setyono. Adapun ketua umum Kompak-DDII, H. Aris Munandar, Lc yang berasal dari Boyolali, dinyatakan oleh pihak kepolisian masih buron terkait kasus bombing di Indonesia. Inilah carut marutnya pemikiran orang-orang DDII yang menjadi kawan akrab Abdul Hakim Abdat dkk.

Simak tulisan penulis terkait DDII ini pada artikel berjudul “DDII Bukan Sekadar Organisasi Biasa”[13] Keakraban yang luar biasa inilah yang menjadikan dua da’i “besar” Jakarta yang berpengaruh besar bagi dakwah Turotsi di Indonesia yaitu Abdul Hakim dan Yazid Jawas ‘rela’ mengisi di masjid DDII, terkadang kebagian jatah khutbah Jumat disana. Tidak lain, tidak bukan keduanya mendapatkan tempat karena akrab dengan siapa yang ‘berkuasa’ disana, dengan tokoh-tokohnya. Terbukti Yazid Jawwas-pun terlibat jauh dengan tokoh-tokoh DDII yang notabenenya ikhwani. Simak keakraban Yazid dan tokoh DDII dalam artikel berjudul “Antara DDII dan Yazid Jawas, bukan sekedar “Ngaji””.[14]

Demikianlah sekelumit kisah sang begawan Hadits Indonesia, Abdul Hakim bin Amir Abdat, sepak terjangnya di medan dakwah bersama rawi-rawi tsiqahnya, rekan-rekannya, keakraban dengan yayasan Al Sofwa, DDII, ikhwani, dosen LIPIA, da’i L-Data dll. Kiranya dapat kembali menyegarkan ingatan kita akan sejarah tentang Abdul Hakim Abdat yang tercatat di situs-situsnya, bukunya dan selebarannya sendiri. Lantas penulis suguhkan kepada pembaca sekalian agar dapat memberi wacana baru (terutama bagi para fanatikusnya) akan sosoknya. Wallahu a’lam bish showab.

Ibrahim Abu Abdillah

Footnote:
[1] http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=496 (judul artikel: Sururiyyah Terus Melanda Muslimin Indonesia)
[2] http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=663
[3]File 4. Menyoroti Kiprah Dakwah Ihya Turots dkk di Indonesia.doc direktori kelompokturotsimenyoroti_dakwah_ihya_turots_dkk_di_indonesia
[4]File Bukti Abdul Hakim Abdat tazkiyah Sayyid Quthub dan Fi Dhilalil Qurannya dalam bukunya..jpg, direktori kelompokturotsibukti
[5]File Bukti Abdul Hakim Abdat tazkiyah Sayyid Quthub dan Fi Dhilalil Qurannya dalam bukunya..jpg, direktori kelompokturotsibukti
[6]Di dalam situs http://my.opera.com/infodammaj/blog/ kita dapatkan informasi berharga bahwa ternyata rawi tsiqah “Pakar Hadits” Indonesia (Abdul Hakim) yakni Sayyid Quthb telah dijarh oleh pakar hadits lainnya, Syaikh Muqbil rahimahullah. Berikut nukilannya dan semoga pembaca dapat mengukur bobot keilmuan pakar haduits yang bercokol di negeri kita tercinta ini:
“Beberapa waktu yang lalu terbit sebuah kitab berjudul Al-Majruhwn indal Imam Wadi’i, kitab ini disusun oleh seorang pengajar di Darul Hadits Dammaj bernama Adil As-Siyagi. Isinya adalah kumpulan ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan Syaikh Muqbil bin Hady terhadap Ahlul Bid’ah .
Berikut ini sedikit cuplikan kecil dari kitab tersebut, tentang mereka yang dijarh oleh Imam Wadi’i :

USAMAH BIN LADEN
•Termasuk orang yang tertipu lagi terkelabui
•Saya berlepas diri dari Usamah bin Laden, dia seorang laki-laki penumpah darah.
•Tidak selayaknya ilmu itu diambil dari Usamah bin Laden, Mis’ari atu selain keduanya. Tetapi ilmu itu diambil dari para ulama semisal Syaikh bin Baaz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Rabi’, Syaikh Fauzan dan semisal mereka ini yang memiliki keutamaan

HASAN AL BANNA
•Termasuk Imam dari kalangan Imam-imam Ahlul Bid’ah
•Seorang yang menyimpang, ahlul bid’ah. Karena sesungguhnya dia pernah melakukan thawaf di kuburan sebagaimana yang telah shohih perkara itu darinya dan saya juga telah diberi kabar tentangnya, bahwa dia menghadiri perayaan maulid nabi.

HASAN AT-TUROBI
•Semoga Allah melumuri wajahnya dengan tanah, dia adalah setan. Dia seorang yang menentang, meyimpang, menyelisihi. Seandainya ada seseorang yang mengkafirkannya tentu kami tidak akan mengingkarinya.
•Dia banyak membantah hadits-hadits yang shohih, yang tidak ada yang membantahnya kecuali seorang yang menyimpang (dari Al-quran dan Sunnah)
•Dia mengatakan : “Hadits-hadits dalam shohih Bukhori butuh untuk diteliti”

SAFAR AL-HAWALI
•Dia berloyalitas kepada Ahlul Bid’ah
•Mubtadi’ yang ghuluw
•Dia membolehkan pemilu
•Tidak dibutuhkan kaset dan pelajaran-pelajarannya

SALMAN AL-AUDAH
•Dia berloyalitas kepada Ahlul Bid’ah
•Tidak dibutuhkan kaset dan pelajaran-pelajarannya

SAYYID QUTHB
•Termasuk Imam dari kalangan Ahlul Bid’ah
•Dan sungguh telah dijumpai pada kitab Sayyid Quthb dalam (tafsir) surat Al-Hadid dan tafsir ayat Qul Huwallahu Ahad sesuatu yang mengharuskan dia berpendapat tentang wihadtul Wujud (bersatunya dzat mahluk dengan Dzat Allah)

ABDULLAH AZZAM
•Ahlul Bid’ah, tidak mementingkan Sunnah dan sesungguhnya dia adalah seorang hizby tulen, adapun mengenai pengkafirannya maka kita tidak mengkafirkannya.
•(Dia seorang) da’i besar, betapa baiknya dai yang besar . Akan tetapi dia seorang yang menyeru kepada kesia-siaan.

ABDURROHMAN ABDUL KHOLIQ
•Semoga Allah tidak membalas dia dengan kebaikan, dahulu dia adalah seorang salafy, kemudian dia menjadi salfaty. Karena sesungguhnya dia telah berpendapat dengan bolehnya pemilu sedangkan pemilu itu sendiri bagian dari demokrasi.
•Dialah yang memecah belah barisan Ahlus Sunnah di Yaman, Sudan, Jeddah sampai di Indonesia. Abdurrahman pergi kemudian tidaklah dia kembali kecuali dengan membawa bala.

MUHAMMAD GHOZALI
•Orang yang sesat (menyimpang), seorang yang membuat kerancuan, tidak bisa dijadikan rujukan. Dia berpaling dari ilmu, dia menjijikkan dan kitab karangannya adalah kitab yang sesat. Dia seorang Dai besar yang mengajak kepada kesesatan dan kitab-kitabnya seperti Majalah.

MUHAMMAD BIN SURUR
•Dahulu dia adalah seorang yang istiqomah di awal keadaannya. Kemudian dia sekarang menjadi termasuk pimpinan Ahlul Bidah, dia melecehkan Ahlul ilmi dan dia tidak mengikatkan dirinya dengan dalil-dalil. Dan sungguh bukan hanya satu orang yang telah membantahnya dan selayaknya umat diperingatkan darinya.

MUHAMMAD ABDUH AL MISHRI
•Dia seorang tokoh besar kesesatan, benar dia adalah seorang Mujaddid akan tetapi pada kesesatan dan dia adalah seorang penolong bagi mazhab Mu’tazilah.

MOAMMAR KHADAFI
•Semoga Allah menimpakan bala bagi dia dia adalah pengarang kitab Al-Akbar. Dia berkata bahwa Hajar Aswad adalah Khurofat dan Thawaf di Kabah adalah penyembahan kepada berhala dan selain dari itu dari ucapan-ucapannya (yang sesat.)
•Dan sesungguhnya dia mengatakan surat Al-Kahfi bukan termasuk dari Al-Qur’an

YUSUF QORODHAWI
•Semoga Allah menggunting kedua bibirnya
•Qordhawi adalah seorang yang menggunting ulama
•Engkau telah kafir wahai Qordhowi atau engkau telah mendekati kekafiran
•Dia mengatakan : “Kami tidak berperang dengan Yahudi dikarenakan permasalahan Islam akan tetapi dikarenakan mereka menjajah negeri kami”

ABUL HASAN AL-MISHRI
•Dia adalah seorang yang cenderung kepada uang
•Dalam diri ini (Syaikh Muqbil) terdapat sesuatu yang berkaitan dengannya
•Saya mengkhawatirkan dakwah kami dari Abul Hasan

ABUL A’LA AL-MAUDUDI
•Dia adalah seorang yang tertuduh bahwa pada dirinya termasuk dari pembela Syi’ah

KHOMEINI
•Dia telah kafir, maka hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak kafir. Karena sesungguhnya dia mengatakan dalam kitabnya Al-Hukumat : “Sesungguhnya imam-imam kami (Imam-imam Syia’h) kedudukannya tidak ada yang bias mencapainya walaupun oleh seorang nabi yang diutus Allah atau malaikat yang memiliki kedekatan dengan Allah”

ALI AKBAR RAFSANJANI
•Dia Rafidhah pendosa, maka jangan tersamarkan atas kita (pemahaman) Rafidhah, maka sesungguhnya kita tidak ridho bahwa Rafidhah dianggap bagian dari Islam.

IKHWANUL MUSLIMIN
•Dakwah Ikhwanul Muslimin adalah dakwah campuran. Di dalamnya tedapat sufi, Syi’ah, Sunni dan orang-orang yang fasiq dan di dalamnya terdapat orang-orang yang kolot dan juga mata-mata.

JAMAAH TABLIGH
•Jama’ah Tabligh adalah Jama’ah Ahlul Bid’ah, janganlah seseorang tertipu dengan Jamaah ini.

JAMA’AH TAKFIR
•Jama’ah Takfir adalah Jama’ah yang sesat maka kami nasehatkan kepada saudara-saudara kami untuk memperingatkan umat dari mereka dan agar umat mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang sesat.

JAMA’ATUL JIHAD
•Berhati-hatilah wahai para pemuda, maka perkara ini adalah tipu daya sejak zamannya Sayyid Quthb dan Hasan Al Banna. Mereka menyerukan Jihad fi Sabilillah kemudian para pemuda memasuki organisasi mereka

HIZBUT TAHRIR
•Mereka mengingkari adzab kubur dan keluarnya Dajjal (di akhir zaman) Mereka tidak mementingkan mengajarkan keutamaan akhlak dan ilmu.

SUFI
•Sufi dari sisi pemahamannya termasuk dari pemahaman bid’ah. Akan tetapi diantara orang-orang yangberada di dalamnya ada yang menjadikan dirinya sebagai sesembahan (selain Allah). Sampai-sampai Abu Yazid Al-Busthani mengatakan : “tidak ada dalam jubah ini (jubah yang dia pakai) kecuali Allah”.

SYI’AH DAN RAFIDHAH
•Mereka adalah manusia yang paling jauh, sebagaimana Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan mereka sebagai manusia yang paling jauh dari akal dan pendalilan
•Rafidhah membenci sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, maka pada diri-diri mereka terdapat kemiripan dengan orang-orang kafir.
[7]File atturots.network.zip di direktori kelompokturotsibukti, didalamnya ada file www.assunnah.or.id_berita_kegiatan_dauroh2.html

[8]File alsofwah.zip di direktori kelompokturotsibukti, didalamnya ada file www.alsofwah.or.id_peduli_index.php_id=2_tampilkan_yes.htm
[9]File alsofwah.zip di direktori kelompokturotsibukti, didalamnya ada file www.alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_19_id_layanan_25.html
[10]File alsofwah.zip di direktori kelompokturotsibukti, didalamnya ada file www.alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_6_id_layanan_16.html
[11]File sururi.zip di direktori kelompokturotsibukti, didalamnya ada file www.aldakwah.org_iklan_daftarkaset.htm
[12]File 4.gif, direktori kelompokddii_dan_hizbiyyun
[13] http://fakta.blogsome.com/2007/01/06/ddii-bukan-sekadar-organisasi-biasa/
[14] http://fakta.blogsome.com/2007/04/02/antara-ddii-dan-yazid-jawas-bukan-sekedar-ngaji/

Comments

The URI to TrackBack this entry is: http://fakta.blogsome.com/2008/01/11/abdul-hakim-abdat-pakar-hadits-indonesia/trackback/

34 Tanggapan

  1. Saya di pinjami sama teman buku agama yang di susun oleh : Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat yang berjudul ” 25 Masalah Penting dalam Islam “

    • makasih mas,.,.,. bukunya orang2 salafiy membuat saya jadi banci yang hanya berani melawan sodara sendiri,.,.,. sementara orang kafir yang jelas di depan mata,.,. malah di elus2,.,. jijik saya,.,.,.

    • ada di toko buka /lebih baik baca buku jihad dan tauhid
      dari ulama yang sudah diuji Allah /jelas beriman ke akhirat
      dan tak perlu habis waktu baca buku orang yang hati sakit /miring tak bisa lihat mana yang pokok dan mana furu /syahadat pokok untuk mengujudkan dengan pedang dan borro pd setiap penghalang /ulama su

    • Salafy ini jelas2 firqah yang suka mensesat-sesatkan orang lain, firqah spt inilah yg harus diperangi menurut Rasulullah, wahai ummat Islam hindarilah berfirqah2 seperti yahudi & nasrani

  2. Siapapun orangnya yang berkata, ia bisa benar ataupun salah. Kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wa sallam. Yang penting, kita harus tetap menuntut ilmu yang benar semampu kita. Kita pilih pendapat yang benar atau mendekati kebenaran dan kita tinggalkan yang selainnya.

    KH Sahal Mahfudz pernah berkata,”Khudz ma shafa wa da’ ma kadara”

    Jadi…janganlah kita berpikiran sempit tidak mau berpikir jernih untuk memilah mana hujjah yang kuat.

  3. Setelah ada yang membahas tawassul ternyata ada di perbolehkan dan di larang maka saya berzikir habis sholat pakai alat juga akan ikut yasinan .!ngin lihat tentang tawassul http://buletin.muslim.or.id/aqidah/tawassul-yang-dibolehkan-dan-yang-terlarang

  4. KALO MUHAMMAD ABDUH BGM?
    KALO BELIAU KAFIR ANE MUSTI GANTI NAMA?

  5. bismillah..
    assalamualaikum..

    maaf pak sebelumnya ingin menginfo..
    bahwa Salaf itu manhaj (jalan) bukan kelompok jangan antum cari kelompok mana yang benar tapi carilah ajaran mana yang benar..
    dan sebaiknya bapak juga datangi kajian-kajian salaf,sempatkan berdiskusi dengan ustadz-ustadz nya supaya ilmu yang bapak dapat dari membaca buku bermanhaj salaf (jawaban bapak @kaum ansor) tidak sia-sia dan ikhlas kan hal-hal tersebut semata-mata hanya untuk mencari kebenaran yang datangnya dari Allah karena kebenaran hanyalah milik Allah adapun keburukan datangnya dari kita manusia..
    dan saya memohon ampun kepada Allah kalau posting-an ini membuat bapak tidak nyaman yang pada dasarnya hanya ingin berbagi pengalaman kepada bapak. saya hanyalah seorang yang ‘keras kepala’ dalam mencari yang Haq yang dengan segala macam cara,ajaran/pemahaman islam sudah saya tempuh dan alhamdulillah telah sangat jelas ‘saat ini dan sampai mati’ kebenaran kepada saya bahwasanya islam itu telah sempurna (tidak perlu tambahan apalagi pengurangan) dan islam itu satu dan akan bersatu serta akan selamat umatnya kalau berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Para Sahabat (Salaful Ummah) yang Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah..

    jazakumullah khairan ya Abu..

    • Ya akhi
      Ana prihatin dengan artikel di atas. jauh dari semangat perjuangan dan persatuan umat. yang ada semangat perpecahan. semangat menggunjing. semangat menghujat.
      Yang tertawa musuh-musuh islam. dengan serampangan melabeli orang sesat dan kafir. ini fitnah yang sangat besar di masa ini

  6. saya sangat yakin tidak ada manusia yang sempurna..salah satunya seperti yg di bahas dan di contohkan di atas.
    boleh ga saya tahu tentang kebobrokan ustadz umar as-sewed dan para pengikut setianya?? sekedar untuk refrensi…syukron.

  7. “salafiyun tidak akan pernah malu rujuk ilal hak, kebenaran harus kita utamakan dri pada nafsu dan rasa malu”

    bagus sekali kata-katanya akhi,

    mudah-mudahan kita bisa mengamalkan hal tersebut,

    ana hanya menukil sedikit dari transkrip ustadz abdul hakim…

    Sehingga pemuda-pemuda ini yang miskin ilmu,termakan dengan fitnahan-fitnahan ini, sebagiannya,, bahkan akibat dari ajarannya ini, pemuda-pemuda yang tidak mengerti ilmu dien, istimewanya ilmu jarh wa ta’dil, telah mentahdzir,mengeluarkan tahdzir, mentahdzir ustadz dengan berbagai macam tahdzir,

    Kasihan para pemuda yang ditipu itu….

    Penipuan besar-besaran…

    yang ketiga, menciptakan keta’ashuban, ta’ashub yang luar biasa.
    yang keempat menciptakan taklidul a’ma, taklid buta, sehingga pemuda-pemuda ini apa yang dikatakan jafar, mengatakan sami’na wa atha’na, sadar atau tidak sadar secara langsung atau tidak mengatakan sami’na wa atha’na

    Menunduklah pemuda-pemuda itu, haram belajar dengan si fulan, bikin seseorang pemuda datang kepada saya, dan terjadi pembicaraan, diantaranya sampai kepada pembicaraan mengenai pengajian al ustadz yazid jawas,dia mengatakan kepada saya, saya sudah lupa si pemuda ini menyebut ustadz atau langsung menyebut nama, saya lupa, imma dia menyebut ustadz,imma langsung menyebut nama, karena biasanya orang-orang yang telah ditahdzir jafar itu, pemuda-pemuda ini tidak hormati lagi, padahal ustadz-ustadz itu yang mengajarkan dia, dari buta huruf sampai melek dianya itu, sampai melihat,

    Karena jafar menciptakan terhadap pemuda-pemuda ini, bahwa dialah satu-satunya salaf di negeri ini,dialah penyebar salaf, tanpa tanda tangan dia tidak ada orang yang salaf.

    seorang pemuda dijakarta, meminang seorang akhwat di jawa umpamanya, dan akhwat ini belajar dengan dia,dan atau dengan murid-muridnya dan masuk ke dalam kelompoknya, maka akhwat ini telah mengetahui,bahwa pemuda ini dijakarta, ditanya, belajarnya dimana,ya… kalau belajarnya diketahui sama saya, atau sama ustadz yazid, batal….

    baca sendiri selengkapnya di : http://inilahfakta.wordpress.com/2010/05/25/transkrip-rekaman-ustadz-abdul-hakim/

    Mudah-mudahan masih ada harapan dari setitik hati yang telah terkotori syubhat lama..

  8. dasar orang bekas laskar jihad bodoh mau aja diasut-asut as-sewed

  9. no komen aja lah..

  10. Abdul hakim abdat itu mengaku sendiri ahli hadist indonesia atau panitia yang membuat judul tanpa konfirmasi kepada Abdul hakim abdat ??? siapa yang bisa jawab !!! kalau Abdul hakim abdat tidak menyatakan dirinya sebagai ahli hadist. siapa yang berani tanggung jawab.. karena permasalahan ini hanya berdasarkan copy paste dari blog yang mungkin tidak melakukan penyelidikan/konfirmasi langsung kepada Abdul hakim abdat.

  11. Mencertakan keburukan diri sendiri saja tidak boleh,apalagi menceritakan keburukan orang lain.Jarh wa ta’dil sudah selesai,itu utk periwayatan hadits.Kenpa harus mencari kesalahan2 orang?

  12. diskusi kopler gak ada jluntrungannya..mau Islam atau kelompok?

  13. Rasullullah sallallahu a’laihi wasallam bersabda:
    ” sesungguhnya ada 3 hal yang ALLAH senangi dari kalian dan ada 3 hal yang ALLAH benci dari kalian. ALLAH sangat senang jika kalian
    kalian beribadah dan menyembah hanya kepada ALLAH, tidak menyekutukan-NYA dengan segala sesuatu apa pun
    selalu berpegang teguh kepada tali agama ALLAH dan tidak terpeceh belah
    ALLAH sangat benci kepada kalian jika
    kalian banyak bicara, banyak bertanya dan meminta dan menghambur hamburkan harta ”
    (HR. Muslim)..

    ini dunia maya, bukan forum tertutup
    kaum kaum yang di laknat ALLAH pesti ketawa, ngeliat ada sesama muslim lagi berdebat.
    pertanggung jawabkan perbuatan antum antum sekalian di akhirat nanti

  14. oh ini webnya orang JT tho. salah masuk deh. baca…ga’ lau yaa.

    • Di daerah kami sangat banyak org yg bergelar “KH” suka memfitnah ust yg lain (manhaj salafiyah). sya heran, ada apa dalam hati para kiyai_haji tersebut. sepertinya hanya mereka org yg paling alim.

  15. Ja’far Umar Thalib dan Abdul Hakim Abdat itu adalah sama persis dengan Abu Jahal dan Abu Lahab, sama-sama penentang usaha Dakwah Nabi

    • Sudahlah sesama salafy jangan saling melaknat, ummat Islam jijik dengan antum sekalian

  16. Bingung ya, musti ikut yang mana ?

    JAWAB:
    Tidak usah bingung Mas, coba aja ikut keluar tiga hari bersama jamaah khuruj maka semua tabir akan terbuka. Hanya niatkan keluar tersebut untuk memperbaiki diri sendiri bukan untuk memperbaiki orang lain. Banyak melihat kelemahan diri sendiri dan tidak perlu melihat kelemahan orang. Maka kita akan selamat di dunia yang penuh fitnah ini.

    • Hal hal seperti inilah yang akan membuat orang lari dari dakwah salaf,Orang awam akan bingung,orang awam langsung dapat menebak dakwah salafi adalah dakwah yang keras,Jika sesama salafi saja saling menjatuhkan,lantas bagaimana orang tertarik mengikuti dakwah salafiyah?Apa ingin hebat hebatan golonganku yg paling sesuai Quran wa sunnah,maka jadikanlah Hal itu sikap kalian saling menjatuhkan,cara kalian berdakwah sebagai hujjah dihadapan Allah,bagaimana manusia lari dari dakwah kalian.

  17. ayena mah belajar nu bener… malah neangan aib batur…

  18. Mirisss ya lihat ulama bergontok gontokan….
    Bela mahzab sendiri mati matian… Merasa paling bener lebih bener dari gusti Allah dan rasulnya…tau siapa yang masuk sorga siapa yang masuk neraka…
    kenapa ulama2 ini ga ikut gaya nya rasullah ya yang halus budi pekertinya…
    Malah ikutin mahzab a..b…c…d…
    Jadi bikin takut para orangtua yang mau masukin anaknya ke pesantren…

  19. Yang ngaku salafy ternyata sangat menyimpang dari akhlak para salaf

  20. Alhamdu lillah di kampungku nggak ada yg mengaku salafi, jadi aman dan damai

  21. jangan asal komentar ya, saya tahu sekali ustadz abdul hakim amir abdat saya tahu dia personal dan dia itu bukan seperti yang kalian bicarakan, adapun muhammad sewed itu adalah MANTAN MURIDNYA ustad abdul hakim lalu dia mengundurkan diri dan menjelek2an ustad abdul hakim. apakah ini perbuatan yang baik? abdul hakim tidak berbicara dusta dan juga dia mempunyai guru, dia merujuk pada imam al bany saya tahu betul beliau !!!!!

  22. Berlaku lemah lembutlah kalian sesama muslim. Dia adalah saudara seiman. Itu yang diajarkan oleh Rasul kita kan ?

  23. ini sesat, itu sesat,,lama2 kera jg di bilang sesatt,

  24. Liat komen2nya lucu, apalagi liat tulisannya. Hmmmm kayak tulisan anak sd, carut marut nga ada strukturnya. Mbok ya kalo mau niilis itu belajart dulu yang bener, biar maksud baik itu difahami dengan baik.

  25. Setuju dg Yahya, setuju dg Arinta dll yg bertutur menulis baik….

Tinggalkan Balasan ke abu ahmad Batalkan balasan